menu

Tuesday, May 01, 2012

ALUTSISTA TNI


Negara Indonesia adalah negara yang sangat luas.Dengan demikian negara ini juga butuh dengan yang namanya alutsista atau alat utama system senjata  yang berupa:tank,panser,kapal perang,pesawat tempur dll.Indonesia memiliki batas udara,laut,dan darat,maka dari itu alat alat yang mendukung demi keamanan negara terus dibenahi. Contohnya adalah Indonesia terus membeli pesawat dan tank dari rusia,sementara jenis kapal selam dari korsel.Namun dana yang dikucurkan untuk membeli masih relative sangat kecil dibandingkan negara negara di ASEAN.Pada tahap ini Indonesia mulai melakukan alih tekhnologi,contohnya Indonesia mengirim orang ahli ke korsel untuk ikut terjun dalam proses pembuatan kapal selam,selepas mereka tahu bagaimana cara membuatnya dan apa yang dibutuhkan,sedikit demi sedikit mereka dapat menerapkan di Indonesia 


i
DAFTAR ISI
Gambar jenis alutsista……..…………………………………………………………………….....1
Sejarah Bambu Runcing….…………………………………………………………………….….2
Industri Pertahanan Pindad……………………………………………………………………..….3
Kesimpulan……………………………………………………………………………………......4


















                                         
KRI Diponegoro    Panser Anoa
                         
KRI Fatahillah    f 16
    
Sukhoi    tank
    
KRI Cakra    helicopter M135




Bambu runcing

Monumen berbentuk bambu runcing di kabupaten Jombang.

Foto yang menampilkan para napi di Surabaya membawa bambu runcing, pada tanggal 10 November 1945.
Bambu runcing adalah sebuah senjata yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan. Senjata ini dahulu konon digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat perlawanan melawan penjajahan kolonialis Belanda.
Pada saat ini lambang bambu runcing banyak digunakan oleh berbagai daerah di Indonesia untuk melambangkan keberanian dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan.
Salah satu tokohnya yaitu K.H. Subchi dari Parakan, Temanggung yang dikenal dengan gelar Jenderal Bambu Runcing. Ia sebagai penasehat BMT (Barisan Muslimin Temanggung) yang kemudian dikenal menjadi Barisan Bambu Runcing.
Sejarah
Pencetus gerakan perjuangan dengan senjata bambu runcing, dalam pengertian sebagai senjata perjuangan yang bersifat massal dan nasional, sampai saat ini memang belumlah sangat jelas. Senjata Bambu Runcing pernah di pakai latihan ketentaraan Seinendan pada zaman Jepang. Tetapi khusus penggunaan senjata Bambu Runcing dengan doa, pengisian tenaga dalam, memang hal ini secara tegas dapat dikatakan, di mulai dai Parakan, Temanggung. Siapa para kiai yang terlibat ada beragam pandangan. Namun semua mengerucut kepada tokoh penting di Parakan yakni K.H. Subkhi (Subuki) dan K.H.R Sumo Gunardo, dan para kiai lain di Parakan dan Temanggung seperti K.H. M Ali (pengasuh pesantren tertua di Parakan), K.H. Abdurrahman, K.H. Nawawi, K.H. Istakhori dan kelanjutannya juga KH. Mandzur dari Temanggung dan berbagai kiai di NU Temangggung, khususnya MWC Parakan.
Senjata Bambu Runcing di gunakan sebagai alat perjuangan, berangkat dari ketiadaan, kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus di lajutkan terutama setelah Indonesia meredeka. Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat banyak dan dengan kekuatan besar, Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain menjadi alternatif, murah dan bisa bersiaft massal. Kekuatan doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut.
Ternyata dalam realitas sejarah, perjuangan dengan menggunakan senjata bambu runcing, terjadi pada hampir semua medan perang. Lasykar-lasykar rakyat BKR, AMRI, Hizbullah, Sabilillah dan sebagainya yang terlibat pada pertempuran di berbagai peristiwa, menggunakan senjata Bambu Runcing sebagai senjata utama, sebelum mereka mampu merebut senjata musuh.
Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa di lacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing. Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang. Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, namun jejak-jejaknya masih ada. Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan Bambu Runcing juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, samapi sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.
Perjuangan bersenjata yang melibatkan senjata Bambu Runcing oleh berbagai lasykar rakyat dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nyata. Bahkan selama masa setelah Proklamasi Kemerdekaan dengan musuh utama Jepang, Belanda dan Sekutu, di mana pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki cukup senjata, maka Bambu Runcing menjadi senjata massal rakyat Indonesia. Kepemlikan senjata modern oleh rakyat, setelah mampu merebut dari senjata musuh terutama dari Jepang yang telah menyerah.










Pindad

PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia dan memperkerjakan sekitar 3000 karyawan

Sejarah
 Era kolonial
Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923[1].
Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM)
Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini.
Perusahaan Negara
Sejak saat itu PT. PINDAD berubah menjadi sebuah industri alat peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggak 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero).
PT. PINDAD (Persero)
Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan Kementerian BUMN.
Produksi Pindad
Senjata
PT Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan yang sudah digunakan TNI dan Polri, misalnya:
Senapan serbu
•    SS1, kaliber 5,56 x 45 mm
•    SS2, kaliber 5,56 x 45 mm
Senapan mesin
•    SPM2, kaliber 5,56 x 45 mm
•    SM3, kaliber 5,56 x 45 mm
Pistol
•    P1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
•    P2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
•    R1, kaliber .38
•    R2, kaliber .38
Pistol mitraliur / (Submachine gun)
•    PM1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
•    PM2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
Senapan runduk / (Sniper Riffle)
•    SPR-1 [2], kaliber 7,62 x 45 mm
•    SPR-2, kaliber 12,7 x 99 mm [3]
•    SPR-3, kaliber 12,7 x 99 mm
Lainnya
•    Meriam howitzer Pindad ME-105, kaliber 105mm
Kendaraan militer
•    PINDAD ANOA 4x4 (Kendaraan taktis ARMOURED PERSONNEL CARRIER)
•    PINDAD ANOA 6x6 [1]
•    PINDAD ANOA CANON [2]
•    Combat VEHICLE
•    Water Cannon M1W-40
•    Kendaraan RPP-M
•    Special function Vehicles
[sunting] Produksi non-militer
[sunting] Mesin Industri & Jasa
•    lini produk Air brake prods
o    Air reservoir
o    Brake cylinder
o    Compressor set
o    Dual chamber air dryer
o    Dummy coupling
o    Isolating cock
o    distributor valve
o    Operating valve
o    Pipe brake coupling
o    Slack adjuster
•    Peralatan kelautan
o    Naval seat
o    Jasa Steering gears
o    Towing winch Kelautan
o    Tuna long line equipment
o   

0 comments:

Post a Comment