menu

Saturday, November 24, 2012

TNI AL BARENG UI KEMBANGKAN ROBOT KAPAL TANPA AWAK


Jakarta - TNI AL terus mengembangkan dan memperbaharui kemampuan tempurnya untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Salah satunya adalah mengembangkan proyek kapal tanpa awak yang diberi nama SEA GHOST Project.

Dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (20/11/2012), TNI AL bekerja sama dengan Mahasiswa UI yang terdiri dari mahasiswa Teknik Perkapalan (M Hary Mukti/2009, Aditya Meisar/2009), Teknik Mesin(Ricky/2012), Teknik Elektro (Novika Ginanto/2008, Irvan JP Elliika/2008) dan Ilmu Komputer (M Anwar Ma’sum/2009).

Konsep Road Mapnya adalah tentang Cyber Warfare dalam pertahanan Indonesia, dimana nantinya kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit. Kapal ini digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup.

Monday, November 19, 2012

KCR 60 PRODUK TERBARU PAL


Jakarta - PT. PAL kembali mengeluarkan kapal perang baru, kali ini Fast Attack Craft Missile-Kapal Cepat Rudal (KCR-60), sebuah kapal perang yang mampu membawa rudal.

Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.

"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.

PT PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.

PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karena BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.


Prototipe KCR 60M PAL (Foto ARC)
Tidak hanya itu, PAL mengkalim konsumsi bahan bakar KCR-60 lebih irit dari pada kapal sekelasnya, dengan kecepatan maksimal 28 knot.

"Kapal ini mampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.

Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.

Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS). 

Pesawat Siluman China Pernah ke Guam, AS

BEIJING - Pesawat tempur siluman China telah terbukti tidak tertangkap radar. Menurut laporan dalam sebuah uji cobanya, pesawat J-20 yang membawa misil pernah sampai ke wilayah Guam tanpa diketahui Amerika Serikat.

Foto-foto pesawat J-20 sudah banyak mengisi halaman-halaman di internet. Situs Aviation Week bahkan menyebut pesawat ini akan resmi beroperasi pada 2017. Namun, kabar ini dibantah oleh Menteri Pertahanan Robert Gates. Dia mengklaim China baru bisa mengoperasikan jet tempur siluman pada 2020.

Beberapa ahli pesawat mengatakan jet tempur siluman China memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. "J-20 dikemudikan satu orang, dua mesin, lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 dan F-22," kata seorang ahli di situs Aviation Week.

Sumber : METROTVNEWS.COM




PT Di Produksi NC212 Versi Upgrade


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXh4F7KoeEeuoWXPWstvr6nTkFSPqV4QDsdwXNo37Tjf5Py4luuH2YYi5JNY1c1yjUCzNLeh1wezqNsR98WwsolBSZUSYkYM3nI-COfnKMTU-TQMI6Qbbkzg7jLF-AvhvFyt20ImZgI_lq/s1600/42.+C212+Thailand73465.jpg
Jakarta – PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Airbus Military sepakat untuk melakukan produksi bersama pesawat NC212 versi upgrade untuk pasar internasional.

Pesawat tersebut akan diproduksi di Bandung dengan sharing pembiayaan maupun keuntungan 50% berbanding 50%.Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengungkapkan, hubungan kerja sama dengan Airbus Military sudah terjalin sejak sekitar 76 tahun lalu. Selama kurun waktu tersebut telah ada sejumlah pesawat yang diproduksi PT DI atas lisensi dari Airbus, di antaranya Cassa 212 (C-212) yang kemudian untuk produksi PT DI diubah namanya menjadi NC-212.

Setiap pembuatan Cassa 212, PT DI harus membayar lisensi ke perusahaan asal Spanyol itu. Atas pengalaman ini,kedua pihak bersepakat untuk membuat kerja sama produksi NC212 versi upgrade. “Sehingga dengan produksi bersama,keuntungan kita bagi bersama, development cost juga dibagi bersama 50% berbanding 50%,” katanya seusai penandatanganan kesepakatan kerja sama di sela-sela pelaksanaan Indo Defence 2012 Expo and Forum di Jakarta kemarin.

Indonesia Protes Pangkalan Pesawat Intai AS di Pulau Cocos


Pesawat intai jenis Global Hawk seperti inilah yang akan ditempatkan di Pulau Cocos, Australia. (Foto: defensetech.org)

JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengirim nota protes kepada pemerintah Australia dan Amerika Serikat dan meminta penjelasan tentang rencana pembangunan pangkalan militer AS di Australia.

Pangkalan AS yang akan dibangun kabarnya akan ditempatkan di Pulau Cocos, yang hanya berjarak sekitar 3.000km sebelah barat daya Jakarta.

Dan menurut rencana di pangkalan itu, Amerika Serikat akan menempatkan pesawat-pesawat intai tak berawaknya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin mengatakan untuk menghindari kesalahpahaman sebaiknya pemerintah Australia dan AS segera menjelaskan tujuan pembangunan pangkalan itu.

"Secara prinsip Indonesia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam rencana mereka. Namun, kami meminta mereka menjelaskan tujuan menempatkan pesawat tak berawak dekat wilayah Indonesia," kata Asrin seperti dikutip Reuters.

Asrin menambahkan upaya untuk memperjelas masalah ini didasarkan pada keinginan untuk menjaga hubungan baik dan rasa saling percaya antara Indonesia dengan Australia dan AS.

"Tujuan utama kami adalah menghindarkan adanya salah paham dan salah kalkulasi di lapangan," lanjut dia.

Sunday, November 18, 2012

Robot Kapal Tanpa Awak UGM Dilirik TNI AL


Robot Kapal Tanpa Awak UGM Dilirik TNI AL

Robot kapal tanpa awak karya mahasiswa UGM berhasil meraih juara II dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselanggarakan Universitas Diponegoro (UNDIP) di Pantai Kartini Jepara pada 30 Oktober lalu.(Foto: UGM)

6 November 2012, Yogyakarta: Diikuti lebih dari 40 perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Hasanuddin, UGM, dan Universitas Indonesia. Dalam kontes tersebut mempertandingkan dua kategori yaitu autonomous dan remote controle.